
Oleh:
Nida Maulidha
Mahasiswa Pascasarjana UNISDA, peminat sastra lokal Tuban
Kemudian ranting-ranting itu jatuh
Bersama musim daun-daun itu gugur
Lembah-lembah lara menggema atas rasa
Desahnya mematah pesona
Yang fana adalah waktu
Yang abadi adalah kita
Yang hidup adalah rasa
Yang mati adalah logika
Kasih, di malam yang Kudus
Kulukis rupa-rupa paraf dimensiku
Membias di atas kerendahan egoku
Bersama rasa yang tak ada habisnya
Adalah aku rongga-rongga rindu yang pamit usai jelaga
Tampak serupa mata yang bernyawa
Kemudian sesekali kubaca pelatarannya
Hingga tak ada beda antara dua dan tiga
Bahwa hidup bukan hanya tentang angka
Dan manusia bukan hanya tentang dia
Seperti mata air yang datang dari hilir
Izinkan aku berkaca
Agar tahu tentang keruh dan jernihnya air mata.
Tuban, 29 September 2019
More Stories
BENDA MISTERIUS (KISAH TIGA ANAK PEREMPUAN-PART 1)
SEBUAH ILUSI
DUA JAM SEBELUM PEMBANTAIAN (Janissary Jawah Episode ke-32)